Market Sell-Off, Sebaiknya Pilih Reksa Dana Apa?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian turun tajam 3.4% dan ditutup di level 7,060 pada perdagangan hari Senin (5/8).

Sektor keuangan, basic industry dan cyclical tertekan oleh sell-off yang terjadi di market pada (5/8), dengan net sell tercatat sebesar Rp 605 miliar. Meski valuasi IHSG tercatat masih cukup menarik, namun tetap market tidak mampu menahan tekanan eksternal, posisi pasar obligasi masih lebih baik dengan pergerakan yield dan kenaikan harga reksa dana pendapatan tetap yang masih membukukan angka positif +0.15%

Wall Street secara umum bergerak melemah pada perdagangan hari Senin (5/8). Dow Jones melemah 2.6%, S&P 500 kehilangan 3%, dan Nasdaq terdepresiasi 3.4%.

Dikutip dari CNBC, laporan ketenagakerjaan bulan Juli yang lemah pada hari Jumat memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve berada di belakang kurva penurunan suku bunga, sehingga memicu kekhawatiran resesi. 

Kinerja reksa dana baik saham dan campuran melorot dalam, masing-masing sebesar 3.1% dan 2.5%. Berkebalikan dengan saham, pasar obligasi yang terlihat dari reksa dana pendapatan tetap naik 0.15%.

Pasar Ekuitas merespon berita negatif eksternal, diantaranya:

1. Potensi Resesi dari Hard Landing di Amerika Serikat (AS),

2. Sell-off pasar ekuitas global, switch ke cash dan obligasi, serta

3. Bursa Asia terutama Nikkei yang drop lebih dari 12 persen dalam satu hari.

Tekanan di pasar ekuitas membuat trader menjual kepemilikannya, dan hal ini terlihat jelas dari tekanan di reksa dana asset berisiko, terutama saham yang di mana sektor keuangan dan industri dasar turun cukup banyak.

Investor bisa tetap di reksa dana pendapatan tetap berbasis corporate bond yang cenderung stabil dengan volatility market atau reksa dana pasar uang untuk lebih amannya saat ini, menyesuaikan dengan kondisi di market.

. 

#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow