All Eyes on BI, Awaiting Further Rate Cuts

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian bergerak melemah sebesar -0.65% dan ditutup di level 7.094 pada perdagangan hari Selasa (20/05). Sektor yang mengalami pelemahan seperti: consumer cyclicals -1.24%, industri -1.18% dan sektor consumer non-cyclicals -1.16%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pendapatan negara pada 2026 mencapai 11,71% hingga 12,22% dari PDB, dengan defisit fiskal di kisaran 2,48% hingga 2,53% terhadap PDB.

Wall Street ditutup negatif dengan Dow Jones melemah -0.27%, S&P 500 turun -0.39%, dan Nasdaq terdepresiasi -0.38%. Morgan Stanley melakukan upgrade terhadap pasar saham US menjadi overweight meskipun ketidakpastian global ekonomi masih tinggi. 

Kinerja reksadana di universe Invesnow secara harian mayoritas ditutup mixed pada penutupan NAB (20/5), Terlihat terjadi profit taking, menunggu rapat dewan gubernur Bank Indonesia (20/5) terkait suku bunga acuan, konsensus pasar, suku bunga acuan akan dipangkas 25bps. Reksa Dana Saham terdepresiasi sebesar -0,91%, Reksa Dana Campuran berkurang -0,79%, Reksa Dana Pasar Uang naik tipis +0,01% dan Reksa Dana Pendapatan Tetap menguat +0,06%.

Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 392 miliar, dipimpin oleh ASII Rp 244 miliar dan BMRI Rp 216 miliar. Secara teknikal IHSG mengalami rejection di MA200, dimana IHSG memiliki support di level 7080 dan support psikologis di level 7000. Saat ini fokus investor terarah pada kebijakan Bank Indonesia mengenai kebijakan suku bunga, dimana mayoritas para ekonom memperkirakan Bank Indonesia akan segera menurunkan suku bunga sebesar 25 bps pada Rabu (21/5). Ruang pemotongan suku bunga terbuka melihat rupiah yang menguat signifikan, dimana saat ini rupiah berada di level Rp 16,400.  

Reksa dana dengan penguatan harian yang signifikan di Invesnow, seperti: UOBAM Inovasi Obligasi Nasional (+0.48%), dan REKSA DANA HPAM FLEXI INDONESIA SEHAT KELAS A (+0.17%).

#InvesNowCuanLater  #BigDreamStartNow