Domestik
IHSG pada pekan lalu melemah 0.41% , pada pertandingan hari Jumat IHSG ditutup kalah
0.39% ke posisi 7.053,15. Hal ini menandakan pada pekan lalu IHSG masih sideways. Pekan
ini investor harus waspada dan jeli. Ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhu
arah pasar modal tanah air.
Dari dalam negeri pada hari Rabu nanti Bank Indonesia akan menggelar pertemuan
tahunan yang bertajuk Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan
Menuju Indonesia Maju. Biasanya BI akan memaparkan agenda apa yang akan dilakukan
kedepan dan target atau perubahan dampak dari kebijakan moneter yang dibuat.
Kamis ini BPS akan merilis data inflasi untuk November 2022. Dan pastinya laju inflasi ini
yang akan menjadi penentubarah kebijakan moneter Indonesia selanjutnya. Hari yang
sama S&P Global juga akan merilis kondisi manufaktur dalam bentuk laporan Purchasing
Manufacturing Index (PMI).
Internasional
Dari luar negeri sentimen pertama dari AS, Hari Rabu, Gubernur The Fed Jerome Powell
juga akan berpidato mengenai kebijakan moneter dan tenaga kerja di Hutchins Center.
Pernyataan Powell pada acara tersebut hampir dipastikan akan mempengaruhi market
mengingat besarnya pengaruh kebijakan The Fed di pasar keuangan global.
Dihari yang sama AS akan mengeluarkan data Lowongan Kerja dan Survei Perputaran
tenaga Kerja (JOLTS) untuk Oktober 2022. Jika data tenaga kerja masih belum membaik
maka pelaku pasar kemungkinan akan semakin meyakini jika pelonggaran moneter The
Fed semakin dekat.
Hari Kamis S&P Global akan merilis juga data PMI untuk benua Asia. Indeks PMI China
akan menjadi sorotan utama. Dimana China banyak hubungan dagang dengan berbagai
negara. Saat ini pun China sudah menarik perhatian investor global dikarenakan
melonjaknya kasis Covid 19 sehingga meperlambat proses manufaktur.
Pekan ini beberapa negara Eropa juga akan merilis data inflasi.
Download selengkapnya Daily Update dan Kinerja Reksa Dana di sini