7 Des 2023
Updates
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara harian tercatat melemah sebesar -0,19% dan ditutup di level 7,087 pada hari Rabu (06/12). Sektor yang mengalami pelemahan terbesar, yaitu sektor teknologi -2,99%, sektor properti -1,36% dan sektor industri sebesar -0,66%. IHSG masih relatif memiliki valuasi yang menarik dibanding dengan negara lainnya, dimana nilai Price Earning to Ration (PER) sebesar 13,13x.
Sejalan dengan pelemahan IHSG, posisi foreign investor mencatatkan penjualan bersih (net sell) atau ouflow sebanyak Rp 624 miliar pada perdagangan hari Rabu (06/12). Sehingga secara Year to Date (YTD) investor asing masih mencatatkan posisi net sell senilai Rp 14,23 triliun.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 tercatat sebesar 138,1 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 sebesar 133,1 miliar dolar AS. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Wall Street ditutup kompak melemah pada perdagangan hari Rabu (06/12). Dimana Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah sebesar -0,19% ke level 36,054. Indeks S&P 500 terkoreksi -0,39% ke level 4,549 dan indeks Nasdaq Composite juga turun -0,58% ke level 14,146.
Sementara, pergerakan Yield mulai kembali naik, acuan benchmark UST-10yr naik ke 4.140% dari 4.106% di hari sebelumnya. Hal ini cukup wajar dikarenakan Yield sudah turun sejak 10-Oct lalu, dan sempat ditradingkan di level 4.940%., dan fokus selanjutnya tertuju pada data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) pada (08/12).
Kinerja reksadana secara harian bergerak relatif menguat pada perdagangan hari Selasa (06/12). Seperti jenis reksadana saham yang mengalami pelemahan sebanyak -0,44%, diikuti reksadana campuran yang menguat +0,22%, sementara itu reksadana pasar uang terapresiasi sebesar +0,01% dan terakhir reksadana pendapatan tetap bertambah +0,06%.
Yield SBN 10 tahun Indonesia sempat turun dan berada dilevel 6,599%. Terjaganya pergerakan yield, yang sertai stabilanya kurs Rupiah diarea Rp15.400-an dan inflow dari investor asing membuat kinerja reksadana pendapatan tetap terjaga momentum penguatannya. Sampai akhir tahun 2023, yield diproyeksi terus bergerak turun. Momentum ini tentunya menjadi peluang yang baik untuk dimanfaatkan investor.
#InvesNowCuanLater #BigDreamStartNow
Disclaimer
Data-data di atas merupakan informasi
terkait Reksa Dana dan bukan ajakan atau suruhan dalam
membeli/menjual produk investasi tertentu. Keputusan beli/jual
terhadap instrumen investasi sepenuhnya dipegang oleh investor itu sendiri.
Latest News
9 Mei 2025
Updates
7 Mei 2025
Updates
2 Mei 2025
Updates
Siap untuk menumbuhkan
uang di masa depan?
Perjalanan Investasimu Dimulai Sekarang
COMPANY
SUPPORT
Newsletter
Segarkan wawasan investasi Anda setiap harinya
dengan berita-berita financial dari newsletter kami.